The Wolf of Wall Street (2013/US)


Margot is so fucking hot!

Margot is so fucking hot!

Film kedua yang saya tonton minggu kemarin setelah Jack Ryan: Shadow Recruit adalah film yang sama-sama masih ada hubungannya dengan ekonomi, uang, saham dan Wall Street. Ya, apalagi kalau bukan The Wolf of Wall Street, film terbaru Martin Scorsese yang dibintangi aktor kesayangannya, Leonardo DiCaprio ini menjadi film durasi tiga jam yang paling epik yang saya tonton di tahun ini. Tidak aneh The Wolf of Wall Street sudah menggondol beberapa penghargaan di ajang-ajang bergengsi sebelum berhadapan face to face dengan kontendernya di ajang Academy Awards bulan Maret nanti. Percayalah, saya belum menonton enam film nominasi best picture Academy Awards yang lain, tapi apapun yang terjadi, The Wolf of Wall Street setidaknya harus menghantarkan Leonardo DiCaprio meraih piala oscar pertamanya. Tiga jam film ini akan terasa hambar jika bukan golden boy-nya Martin Scorsese yang ambil bagian. Akting Leonardo DiCaprio dalam memerankan tokoh nyata, Jordan Belfort, sang pialang dan penipu ulung di awal tahun 90-an ini sangat breathtaking. Karakter yang diperankannya berevolusi, layaknya menonton lima season Breaking Bad yang memperlihatkan perubahan karakter Walter White dari pria normal menjadi raja dunia meth, The Wolf of Wall Street berhasil memperlihatkan evolusi kegilaan Jordan Belfort dari pria lugu yang hanya ingin kaya raya menjadi pria brutal yang rakus dan liar hanya dalam waktu tiga jam saja. Well done Martin Scorsese, once again, well-fucking-done!

So, Jordan Belfort (Leonardo DiCaprio), siapa dia? Ia adalah seorang pialang saham di Wall Street akhir tahun 80-an. Sampai akhirnya firmanya gulung tikar, Jordan menemukan ladang emas yang belum digali. Bersama rekannya, Donnie Azoff (Jonah Hill), Jordan membangun firma sendiri. Tapi dengan sedikit keahliannya merayu orang untuk membeli saham, Jordan berhasil menipu banyak orang untuk membeli saham tak bernilai dengan harga ratusan kali lipat. Tidak usah ditunggu, kekayaan Jordan bertambah dengan pesat, begitu juga dengan firmanya yang makin berkembang besar. Dari firma yang diawali dengan rekan-rekan Jordan yang biasa jualan ganja dan tidak tahu menahu dunia jual beli saham sampai para pialang saham ulung profesional yang menyembah Jordan karena ilmu ilegalnya yang suci, kerajaan Jordan Belfort sudah tidak dapat terbendung lagi. Sampai akhirnya agen FBI mencium kegiatan tidak lazim di perusahaan Jordan, maka tinggal tunggu waktu sampai akhirnya Agen Denham (Kyle Chandler), yang tololnya pernah berusaha disuap oleh Jordan, datang untuk menangkapnya. Well, inilah kisah jatuh bangun kerajaan Jordan Belfort yang diselingi dengan wanita, seks dan narkoba yang kadarnya luar biasa eksplosif!

The Wolf of Wall Street is simply crazy, amazing and fucking wild! Martin Scorsese membuktikan kembali bahwa ciri khasnya dalam mengeksplor sesuatu yang brutal dan korup itu belum hilang sama sekali. Setelah melembut lewat Hugo-nya yang magical, tanpa ba-bi-bu Martin menghajar penonton dengan film yang dianugerahi sebagai film yang paling banyak menyebut kata “fuck” di dalamnya, lebih dari 500 kata “fuck” terucap di dalam film dengan tema kejahatan para white collar ini, melebihi rekor pengucapan “fuck” di film The Big Lebowski. So fuck yeah! Film ini memang epik, walau diawali tema perekonomian Wall Street Amerika dan tetek bengeknya yang memusingkan, Martin tetap menceritakan sisi tersebut dengan sangat mudah sehingga penonton awam pun mengerti apa yang terjadi, selain itu tentunya kita sebagai penonton diajak untuk lebih mengenal Jordan, lebih dekat dan lebih merasakan bagaimana hidup sebagai Jordan Belfort yang pernah menyewa 50 prostitusi untuk pesta orgy di rumahnya itu.

Kegilaan film ini makin mantap ketika didukung dengan editing cantik dan sinematografi apik Thelma Schoonmaker dan Rodrigo Prieto yang memakai banyak teknik manis, dari mulai long shot yang gila, slow-mo yang konyol sampai perspektif ‘sadar’ dan ‘tak sadarkan’ diri dari kacamata Jordan Belfort yang sangat random. Belum lagi konsep ‘breaking the fourth wall’ yang dibiarkan mengalir sepanjang film ini berjalan, seperti menyaksikan semi dokumenter yang liar, karena di satu sisi, Jordan mengenalkan kita pada kerajaan bisnisnya yang penuh tindakan ilegal sambil memaparkan dengan cara berbicara langsung ke kamera. Seperti yang saya bilang di awal, tiga jam film ini benar-benar memuaskan dahaga saya, apalagi bagi anda yang kangen dengan penampilan Leonardo DiCaprio. Entah apa yang ada di pikirannya ketika memerankan karakter Jordan Belfort yang absolut-crazy itu, tapi saya rasa latihannya selama 100 hari dengan Jordan Belfort yang asli membuahkan hasil. Berkat Leonardo DiCaprio, saya bisa menikmati film ini sepenuhnya, ia seperti sedang bersenang senang dan menjadi dirinya sendiri ketika berakting sebagai Jordan Belfort, jauh dari karakter ‘normal’ di film-filmnya terdahulu. Once again, LEO FOR FUCKING OSCAR PLEASE!

Martin Scorsese berhasil menunaikan tugasnya dengan sangat baik, lewat film ini kita akhirnya tahu kebobrokan dunia jual beli saham di Amerika sana, karena percaya atau tidak, narkoba, kokain, heroin, obat-obatan kadaluarsa dan prostitusi konon sudah menjadi hal yang umum dijumpai ketika anda masuk ke dalam bisnis trading seperti ini. Well, inilah potret kegilaan sebenarnya yang berani diangkat oleh Martin dan sukses diterjemahkan dengan baik ke dalam layar lebar. Ensemble castnya luar biasa menakutkan, Jonah Hill yang mengesalkan, Margot Robbie yang luar biasa seksi, Matthew McConaughey yang sedikit mencuri perhatian sampai Jon Favreau dan para rekan aktor/aktris/sutradara lainnya yang turut ambil bagian peran di film ini membuat The Wolf of Wall Street menjadi sajian drama, komedi dan tragedi yang luar biasa mengoyak pikiran dan imajinasi para penonton. So, tunggu apalagi? Sebelum menuntaskan enam film nominasi best picture Oscar lainnya, untuk saat ini mungkin The Wolf of Wall Street adalah favorit saya, bukan favorit untuk menjadi best picture mungkin, tapi setidaknya favorit untuk menjadi film yang paling menghibur dan mungkin sangat jarang ditemui di film-film lain yang biasanya mempunyai tone lebih ‘serius’ untuk masuk ke dalam nominasi Oscar. Just fucking watch it!

Rating: 5/5

9 thoughts on “The Wolf of Wall Street (2013/US)

  1. Pingback: American Hustle (2013/US) | zerosumo

  2. Pingback: Dallas Buyers Club (2013/US) | zerosumo

  3. Pingback: Filth (2013/UK) | zerosumo

  4. Pingback: Nebraska (2013/US) | zerosumo

  5. Pingback: Inilah Jajaran Cast Resmi untuk Film Suicide Squad | zerosumo

  6. Pingback: My 15 Favorite Movies of 2014 (That I’ve Seen in Movie Theater) | zerosumo

What's your opinion?