Lockout (2012/US)


Which way to find “the engineer” cockpit?!

Masih terkesima dengan kehebatan The Dark Knight Rises beberapa minggu kebelakang, saya memutuskan untuk istirahat menonton film-film yang mempunyai tema tidak jauh-jauh dari film si penegak keadilan berkostum kelelawar tersebut. Tapi karena rasa kangen saya akan film-film action sudah mulai tak terbendung, maka setelah beberapa film action instan dan marathon film James Bond yang diputar di televisi berbayar belakangan ini, saya memutuskan untuk menonton film action kembali, dan pilihan saya tepat, karena film action inilah yang saya butuhkan, judulnya Lockout, dan tebak, ada kesamaan antara film yang digawangi oleh Luc Besson dan film penutup epik dari trilogi Batman beberapa pekan lalu, yaitu kedua aktor utamanya sama-sama pernah bermain di film Christopher Nolan. Dimana Guy Pearce yang menjadi bintang utama di film action brainless ini pernah menjadi bahan pembicaraan tiada henti ketika memerankan orang yang ingatannya lebih parah dari Adam Sandler di 50 First Dates.

Lockout bersetting di masa depan, dimana ketika itu sudah ada penjara luar angkasa (hampir mirip seperti MIB III tapi bukan di bulan dan bukan untuk memenjarakan alien) dan ketika itu juga, Emilie (Maggie Grace), putri presiden Amerika yang mempunyai sifat sangat “peka-terhadap-sesama-bahkan-narapidana-sadis” mengunjungi penjara luar angkasa tersebut. Sayang seribu sayang, ketika Emilie sedang melakukan interview singkat dengan salah satu tahanan super gila beraksen kental British, Hydell (Joseph Gilgun), terjadilah malapetaka, dimana Hydell berhasil mengelabui para secret service yang seharusnya ‘pintar’, dan tidak jauh dari situ, maka disanderalah Emilie oleh Hydell dan rekan-rekannya yang baru saja bebas, termasuk kakaknya yang lebih kejam tapi tidak terlalu gila, Alex (Vincent Regan). Maka, daripada meluncurkan nuklir untuk menghancurkan penjara luar angkasa tersebut, presiden yang ternyata masih sayang putrinya mengirimkan satu orang agen bernama Snow (Guy Pearce), yang terkenal dengan lelucon sarkasnya, maka petualangan Snow menerobos masuk penjara luar angkasa yang dikuasai segerombolan narapidana gila pun dimulai, dan seperti pepatah film sci-fi klasik, “in space, no one gives you a damn!”

Luc Besson itu rajanya film action Perancis kalau boleh saya bilang, sayang sekali, di film Lockout ini, ia membiarkan dua koleganya (mungkin) untuk menyutradarai film yang sebenarnya tetap seru untuk ditonton dibalik omong kosong dan spesial efeknya yang murahan. James Mather dan Stephen St. Leger adalah dua orang yang bertanggung jawab atas sekuen-sekuen action gila yang dilakukan Guy Pearce di sepanjang film ini berjalan, penuh dengan aksi dari awal hingga akhir dan beberapa adegan tolol yang mempunyai kata lain “plot hole” dimata para ‘haters’ The Dark Knight Rises. Toh saya tetap terjaga menonton film ini dari awal hingga akhir, karena selain aksi dan para narapidana, yang pemerannya seperti di-copas dari film Green Street Hooligans, yang ditonjolkan, film ini bertumpu pada kekuatan akting Guy Pearce yang terakhir kali berperan menjadi seorang kakek tua yang mati sia-sia di film yang sama-sama bertema luar angkasa.

Tanpa Luc Besson yang ikut menulis script untuk film ini dan juga Guy Pearce yang berhasil memerankan agen serampangan yang mempunyai lelucon-lelucon sekelas acara stand up comedy, saya pikir film ini tidak akan menjadi film yang menghibur. Karena dari awal saya sebagai penonton sudah dibuat jatuh cinta oleh karakter Snow yang diperankan dengan sangat apik oleh Guy Pearce. Bahkan saya tidak memperdulikan karakter lainnya, Maggie Grace yang seharusnya menjadi pemanis di film ini juga tidak begitu menarik dimata saya, masih lebih kocak Joseph Gilgun yang berpolah seakan-akan dirinya sedang bermain di film-film gangster garapan Guy Ritchie, total awkward but still fun!

Untuk menghindari penekanan kata “brainless” di film ini, maka Lockout tidak ditutup dengan ending yang terlalu murahan. James Mather dan Stephen St. Leger berusaha menutup film ini dengan ending yang kalau orang bilang lumayan ‘cerdas’, tapi sayang rasa kagum saya akan ending yang katanya lumayan ‘cerdas’ ini langsung pudar ketika membaca ‘goofs’ yang ada di halaman IMDB-nya, but hell! At least they trying.

Well, dibalik kegilaan, kengerian, keseruan dan kebodohan yang ada di film ini, Lockout tetap menyajikan film aksi yang sederhana, minim budget tapi tetap kaya di karakter dan menarik untuk ditonton sebagai pelepas dahaga anda yang sudah bosan dengan film-film action milik Jason Statham. Setidaknya ada orang Inggris lain bukan yang bisa melawak sekaligus membantai para penjahat di filmnya. Ya, still hail to Luc Besson for the idea, and enjoy this movie if you want to.

Rating: 3/5

2 thoughts on “Lockout (2012/US)

  1. Tadinya mau nggak nonton film ini sampai tamat, karena pas awal-awal yang adegan pengejaran si Snow sama pihak polisi sampai dimana koper masuk ke dalam kereta, itu efek komputernya bener-bener jelek (keliatan banget efek komputernya alias tidak realistis), tapi pas dilanjutin ternyata seru juga filmnya.

    Like

    • lockout emang film low budget, hampir sekelas film film b-movies, tapi justru disitu kesenangannya, yang penting film ini seru dari awal sampai akhir, walau serunya tidak realistis, tapi pada akhirnya tetep menghibur kan? hahaha

      Like

What's your opinion?