The Theory of Everything (2014/UK)


The Theory of EverythingZerosumo.netThe Theory of Everything adalah salah satu contoh film yang biasa disebut ‘Oscar bait’. Sama halnya dengan The Imitation Game yang menceritakan tentang seorang ahli matematika Alan Turing, The Theory of Everything adalah sebuah film biopik yang menceritakan tentang seorang ilmuwan tenar di dunia yang namanya mungkin sudah tidak asing di telinga anda, yaitu Stephen Hawking. Ilmuwan yang punya penyakit saraf motorik ini memang sudah diakui sebagai ilmuwan yang berpengaruh, bahkan di usianya yang sudah menginjak angka 72 tahun, Stephen Hawking tetap giat berkontribusi di bidang sains.

Sederhananya, The Theory of Everything menceritakan Stephen Hawking ketika masih muda dan belum terkena penyakit yang membuatnya lumpuh tersebut. Kuliah di Cambridge tahun 1963, Stephen muda (Eddie Redmayne) ingin menuntaskan studinya demi gelar PhD. Selain itu, Stephen juga menjalin hubungan asmara dengan Jane (Felicity Jones) yang merupakan anak sastra di Cambridge. Tapi sayang, ketika Stephen menganggap dunia makin sempurna karena kehadiran Jane, ia mengalami insiden sehingga dirinya lumpuh dan divonis hanya bisa bertahan hidup selama dua tahun saja.

The Theory of EverythingLalu apakah yang dilakukan Stephen di saat-saat krusial dalam hidupnya itu? Stephen tetap mengerjakan apa yang ia kerjakan dari dulu, menamatkan kuliahnya, menyabet gelar PhD, kemudian Jane pun menikahinya, dibalik segala kekurangan fisik Stephen yang makin lama makin memburuk, tiga anak lahir dari pernikahan Jane dan Stephen yang ternyata membuktikan bahwa Stephen bisa bertahan lebih dari dua tahun sampai akhirnya masa-masa krusial pun menghampiri Jane yang sudah tidak kuat lagi mengurus Stephen.

The Theory of Everything dapat dikatakan sebagai film biopik yang memang ‘Oscar bait’ sekali. Bikin saja film tentang orang ternama dan ceritakan perjuangan hidupnya sampai menjadi orang berpengaruh di dunia. Tapi memang, walau formulanya selalu berulang-ulang setiap tahun dan setiap saat, selalu ada yang bisa diapresiasi dan selalu ada nilai lebih tersendiri dari film yang plotnya sudah mulai usang itu. Salah satunya adalah akting Eddie Redmayne yang memukau, kemampuan aktingnya memerankan Stephen Hawking dari masih muda sampai lumpuh tak berdaya harus saya akui luar biasa hebat. Apalagi Eddie Redmayne yang namanya masih asing di telinga saya ini masih tergolong aktor muda yang sedang naik daun tapi sudah berani berakting dengan total untuk peran yang sangat tidak umum diperankan para aktor muda yang sedang naik daun.

The Theory of EverythingPenggambaran Stephen Hawking sebagai ilmuwan yang awalnya tidak percaya Tuhan tersebut ditampilkan dengan sangat baik oleh Eddie Redmayne. Konon risetnya terhadap pasien yang mengidap penyakit sama dengan Stephen Hawking memakan waktu cukup lama sampai Eddie Redmayne latihan privat kepada seorang penari untuk melatih gesturnya agar bisa seperti Stephen Hawking. Harus saya akui, prosesnya menjadi seorang Stephen Hawking yang lumpuh seperti itu tidaklah mudah dan bukan hal sepele, jadi tidak berlebihan kalau Eddie Redmayne menyabet penghargaan Best Actor in A Motion Picture – Drama Golden Globes kemarin. Nampaknya Michael Keaton dan Eddie Redmayne akan bersaing cukup sengit, dan saya suka dua-duanya, susah sekali memilih siapa yang lebih superior.

Jangan lupakan juga penampilan Felicity Jones yang menjadi Jane, masih tergolong aktris muda yang sedang naik daun, tapi penampilannya cukup menyentuh dan cukup menggetarkan hati. Apalagi ketika di endingnya ia berkata, “I have loved you, I did my best”, adegan tersebut hampir membuat saya meneteskan air mata. Ya, dapat dikatakan The Theory of Everything lebih sentimental dan lebih mengharu biru walau plotnya memang sangat biasa-biasa saja, tapi chemistry antara Eddie dan Felicity luar biasa klop dan membuat saya tidak bosan untuk menonton filmnya.

Kita lihat saja, apakah The Theory of Everything akan membawa satu (atau lebih) Piala Oscar tanggal 22 Februari besok? Yang jelas, sebagai film biopik yang mempunyai formula itu-itu saja, film yang disutradarai oleh James Marsh ini tetap mempunyai kualitas mumpuni dari departemen aktingnya, jangan berharap banyak juga karena The Theory of Everything bukanlah sebuah film yang ‘groundbreaking’ layaknya Birdman. Just enjoy the story of one of our greatest scientist in the world.

Rating: 4/5

4 thoughts on “The Theory of Everything (2014/UK)

  1. Pingback: Inilah Para Pemenang Ajang Academy Award ke-87 | zerosumo

  2. Pingback: Unbroken (2014/US) | zerosumo

What's your opinion?